QUICK EXPRES

Category: Movies
Genre: Comedy
Awalnya saya pikir pasti film ini bercerita tentang pembunuhan, petualangan dan atau action di suatu negeri koboi (pengaruh film-film legendaris atau teringat Orient Express). Setelah mendengar sedikit bocoran, ternyata bukan itu, tapi komedi katanya.

Setuju dengan tulisan Vero (pravdavero namanya di multiply), film komedi di Indonesia mengalami masa jaya di gelora bombardirnya film Dono Kasino Indra. Balik ke masa lampau lagi, ada Ateng dan kawang-kawan, Bing Slamet dan juga Pancaran Sinar Petromak yang juga sempat top. Kebanyakan dari film komedi Indonesia cenderung komedi slapstik, yang pada masa kejayaannya dulu memang menjadi andalan perfilman Indonesia. Bagaimana wajah film komedi generasi baru?

Quickie Express di awali adegan-adegan si karakter utama Jojo yang mencoba mencari pekerjaan di ibukota Jakarta nan kejam. Jojo akhirnya bertemu dengan sang 'pemburu' laki-laki mesin cinta (alias gigolo), bernama Madukir (diperankan dengan bagus oleh Tino Saroengalo) dan terjebur dalam dunia mesin cinta. Berbagai kejadian lucu dialami Jojo, masuk dalam camp training gigolo (dengan bunker persis agen rahasia), pelatih yang penuh semangat seperti orang sakaw, komputer jadul, seragam yang absurd dan adegan memilih gigolo seperti di kantor polisi (dilihat dikaca satu arah seperti film-film Barat dimana saksi mencoba mengidentifikasi pelaku).

Sayangnya, di tengah jalan, cerita mulai bergeser dengan gaya drama, ketika Jojo bertemu Lila dokter magang yang juga anak pengusaha (mafia tepatnya) yang kaya raya; memiliki tangan kanan preman beraksen Papua yang merangkap pacar gelap diperankan Tio Pakusadewo dengan seru (tokoh ini mengingatkan pada seorang preman ngetop yang dekat dg penguasa Indonesia). Kebetulan ibu Lila, tante Mona adalah klien Jojo, diperankan dg baik oleh Ira Maya Sopha, yang jatuh cinta terhege hege dengan Jojo. What could be more complicated than this? Right?

Di adegan akhir, kembali plot berubah menjadi semi-action (ala Janji Joni - mungkin pengaruh penulisnya Joko Anwar?? Don't know), dimana gank preman pacarnya Bapaknya Lia, yang cemburu dengan Jojo datang menghancurkan tempat pelatihan Quickie Express dan mengejar-ngejar Jojo. Adegan kejar mengejar ala video musik di gang perumahan dan juga jalan-jalan Ibukota dibuat cukup rapi, walaupun memang agak kepanjangan. Despite of all the mumbo jumbo, ending dari cerita cukup bagus, suprising dan menyenangkan.

Sedikit catatan kecil yang cukup mengganggu seperti kostum yang memang rada aneh, akting Aming yang bergaya rasta tapi garing, adegan percintaan di piano yang mirip adegan di film Pretty Woman, maupun adegan Aming di Rumah Sakit yang agak konyol dll dst kecil kecil tapi rawit.

Gambaran karakter Jojo yang bergaya nice and easy menunjukkan gaya Dimas Jay sang sutradara yang jagoan videoklip musik, memasukkan unsur hiburan dan hentakan awal yang cukup menarik. Sayang, Jay berusaha mencampurkan komedi dengan drama dan sedikit action, yang bikin film jadi tanggung.

Secara substansi, ide mengangkat isu bisnis seks sangat menarik dan memang layak dibicarakan. Gaya bisnis seks terselubung ini memang typical Jakarta dan penuh dinamika di dalamnya. Memang bisnis seks paling gampang mendatangkan uang, walaupun pesan cerita di dalamnya yang mengarah pada gelapnya bisnis seks, penyakit kelamin, kehidupan rentan kekerasan dll; tidak begitu terlihat gamblang dalam film ini. Hanya problem sang tokoh Jojo jadi barometer konflik. Jadi jangan heran, kalau ada orang menonton dan melihat betapa serunya jadi gigolo lalu mungkin tertarik menggeluti profesi ini. Who knows??

Even so, saya sangat terhibur dan senang menontonnya, hail... I am laughing. Dijamin pasti lumayan laris. I think this kind of comedy I preffered better than the Warkop style.

saya di sini gak ada TV

thx for info

kalo ini setauku awal dari maraknya film humor mesum di bioskop akhir akhir ini..
film ini mungkin mirip dengan film DKI yang mempertontonkan gadis sexy dan kemesuman sebagai sajian humor..
celakanya...
gag cocok dilead bareng cewe
kalo mo nonton mending bareng temen se geng aja